"BUNGA DANDELION", Sebuah Proses


Di pagi yang cerah, aku berjalan seorang diri melintasi padang hijau yang terhampar seakan tanpa batas. Ditemani semilir angin yang menebarkan semerbak harum tanah basah, aku teringat pesan ayah. Pesan yang ditulis pada saat kelahiranku, yang ditempel pada album foto bayiku. Pesan itu adalah puisi empat bait yang tidak akan lepas dari ingatanku.

Hidup adalah sangat singkat

Dan ilmu pengetahuan adalah tanpa batas

Semoga pada tiap generasi,

Terlahir pelayan kecil untuk kemanusiaan

Setiap aku mengingat pesan ini, berkecamuk pertanyaan di dalam benakku. Bagaimana aku harus belajar dan menjadi pelayan kecil bagi kemanusiaan ?. Pertanyaan itu masih berkecamuk dalam pikiranku ketika kuambil sejumput bunga dandelion yang benihnya sudah matang. Tiba-tiba angin yang semilir bertiup kembali dan menebarkan benih-benih bunga dandelion yang sudah matang itu. Pada saat itu, secercah titik terang menyinari benakku.

… .

Proses pembelajaran ( learning process ) merupakan sebuah proses yang selalu melekat pada kehidupan manusia. Proses ini berjalan sejak manusia itu dilahirkan sampai pada akhirnya manusia itu nanti mati. Learning process ini merupakan sebuah proses yang berkesinambungan dan tak terputus selama kita hidup di dunia. Kita dapat melihat bagaimana kita mulai belajar mengenali orangtua kita pada waktu kita bayi sampai bagaimana kita mempelajari berbagai ilmu pengetahuan sekarang ini.

Dalam proses pembelajaran itu, terdapat tiga tingkatan belajar ( learn ) yaitu :

  1. Belajar untuk tahu ( learn to know )
  2. Belajar untuk melakukan ( learn to do )
  3. Belajar untuk membiasakan diri ( learn to behave )

Di samping itu, pada saat seseorang menyadari bahwa pada kehidupannya melekat apa yang dinamakan dengan proses pembelajaran maka seseorang yang kritis akan mulai bertanya bagaimana kita belajar untuk belajar ( learn how to learn ). "Bunga Dandelion" sedikit banyak dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Proses "Bunga Dandelion" merupakan salah satu dari sekian macam proses pembelajaran yang dapat dilakukan oleh seseorang. Proses ini tergambar seperti bagan di bawah ini :

DF.jpg (116485 bytes)

Dari bagan di atas terlihat paling tidak ada empat masukan utama dalam proses pembelajaran. Input-

input tersebut adalah :

Dari bacaan, kita mendapat pemikiran-pemikiran yang matang dari penulis bacaan itu, sehingga bacaan adalah input yang memiliki kualitas tertinggi. Ingat !!! Membaca itu menyenangkan. Bagaikan berselancar dalam ombak yang menggulung-gulung. Membaca dapat membangkitkan impuls-impuls dalam otak dan merangsang kita untuk berinovasi dan kreatif. Dan kemampuan atau keterampilan membaca adalah salah satu keterampilan utama dari banyak keterampilan hidup. Dari Quantum Learning ada beberapa jenis teknik membaca.

Yang kedua, adalah pengalaman. Seperti kata pepatah, "Pengalaman adalah guru yang terbaik". Ambil contoh sederhana, ketika Isaac Newton kejatuhan apel, atau Benjamin Franklin tersambar petir ketika bermain layangan , atau Archimedes yang mendapat teori tekanan ke atas waktu mandi/berendam, mereka mendapatkan sesuatu yang berharga, IDE. So ... Nggak ada salahnya kita belajar sambil bermain alias dolan. Hanya satu hal yang harus kita miliki, Jeli. Ya.. jeli terhadap apa yang kita alami, selalu dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa, walaupun itu menyakitkan. Dengan kata lain kita selalu sadar bahwa apapun yang kita lakukan adalah sebuah proses pembelajaran.

Yang ketiga , adalah Pengamatan. Di sini dibutuhkan sikap kritis terhadap lingkungan sekitar. Kalo’ tadi kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang kita alami sendiri, maka dalam pengamatan ini kita harus dapat mengambil pelajaran dari apa yang dialami orang lain, maupun alam semesta yang kita diami ini. Ambil contoh lagi, ketika orang Cina ( para shaolin ) mengambil ilmu dari gerakan bambu yang lentur sebagai jurus kungfu ( he.. he.. Chinmi banget ya ? ). Atau seorang Jerman ( aku lupa namanya ) yang mengambil pelajaran dari gerakan sayap kumbang sebagi konsep dasar mesin Vespa. Atau aku yang ngambil pelajaran dari kakakku yang sering dimarahi bapak ( hi.. hi.. hi.. jadi aku bisa tau apa yang nggak disukai bapak ). Atau yang lebih umum lagi adalah penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan dengan mengamati interaksi masyarakat, sampel percobaan atau yang lain.

Dan yang terakhir adalah perkataan. Perkataan ini dapat berupa perkataan orang lain ( Guru, temen-temen, radio ,TV de el el ) maupun kata-kata yang keluar dari mulut kita sendiri bahkan dapat berupa kata hati. Dan biasanya ini adalah input yang paling banyak kita terima ( Iya nggak sih ? ). Bayangin aja !! Selama dua belas tahun kita duduk di bangku sekolah, kita disuruh duduk manis mendengarkan apa-apa yang diomongkan guru kita.

Nah ... kemudian, input-input tersebut masuk dalam proses bepikir ( Think ) kita. Input mentah itu akan diolah dengan beberapa cara antara lain:

. Dari hasil pemikiran kita, diasumsikan akan timbul implikasi lebih lanjut. Entah itu berupa pemahaman, pengembangan ataupun sesuatu yang lain.

Setelah kita mengalami proses berpikir, maka input-input tadi berubah menjadi sesuatu yang lebih berarti, yaitu ilmu. Kematangan ilmu yang kita peroleh terus berkembang seperti halnya tumbuhan dandelion yang terus tumbuh seiring perjalanan waktu. Mulai dari tunas, kuncup dan kemudian mekar menjadi sebuah bunga dandelion.

Lalu, ilmu yang kita miliki akan semakin matang apabila kita menuliskannya. Selain dapat digunakan sebagai media transfer ilmu / pengetahuan, tulisan yang kita buat juga dapat menjadi cermin bagi diri kita sendiri. Sehingga kita dapat melihat sejauh mana kita menguasai ilmu tersebut. Tapi mungkin ada beberapa kendala dalam menulis. Biasanya kita tidak tahu bagaimana untuk mulai menulis. Dari Quantum Learning ( juga ). Ada beberapa resep untuk menjadi seorang penulis handal.

Melalui proses pemikiran yang panjang sampai menghasilkan tulisan, efektifitas dari proses pembelajaran "Bunga Dandelion" akan mencapai tingkat tertinggi ketika kita dapat melisankan ilmu yang kita dapat kepada orang lain. Dengan kata lain, kita menyampaikan ilmu kita kepada orang lain secara verbal. Namun perlu diperhatikan bahwa jika kita hendak menyampaikan ilmu itu kepada orang lain secara verbal, maka kita harus benar-benar menguasai ilmu tersebut. Jika kita tidak menguasai ilmu tersebut , maka kita akan sulit menyampaikannya kepada orang lain secara verbal sehingga orang yang kita bilangin belum tentu donk. Seperti halnya ketika benih-benih Bunga Dandelion yang belum matang akan sulit lepas dari bunganya walaupun tertiup angin.

Jika kita telah menguasai ilmu itu, maka ketika ada momentum untuk mengungkapkannya pada orang lain, maka ilmu kita akan menyebar keluar ( spread up ) bagaikan benih-benih Bunga Dandelion yang sudah matang terdispersi oleh angin. Dengan menyampaikan ilmu kita secara verbal dan melalui proses "Bunga Dandelion" ini, dapat dikatakan efektifitas dari proses pembelajaran kita mencapai ± 70 %.

Namun kemudian timbul sebuah pertanyaan. Untuk apa kita susah payah melakukan proses pembelajaran ini ? Atau timbul pertanyaan, "Kenapa sih aku harus belajar ?" Tentu saja jawabnya adalah tujuan pembelajaran itu sendiri, yaitu memaknai diri dan kehidupan kita sebagai manusia. "Katakanlah : 'Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran" ( Q.S. Az-Zumar :9: ). Dan ketika kita menyampaikan ilmu yang kita miliki kepada orang lain, maka kita telah menjalankan kewajiban kita sebagai manusia terhadap manusia yang lain.

Pada akhirnya dengan melakukan proses pembelajaran itu, kita dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

… .

Hidup itu sirna kecuali ketika menyebut-Nya

Basuhlah hatimu dari segala kecuali Dia

Dan ilmu yang tidak mengantarkan pada-Nya adalah kesesatan

Sajak itu, terngiang di telingaku. Dan hati kecilku membisikkan sesuatu, "Jalanmu masih panjang!!" Kemudian kutetapkan hatiku untuk memegang erat amanah dari ayah. Menjadi seorang pelayan kecil bagi kemanusiaan dan berusaha sekuat tenaga menegakkan kalimat-Nya.

Lalu ketika matahari telah sepenggalah, kulanjutkan perjalananku melintasi padang yang luas seakan tak berbatas. Dan ,Insya Allah, aku masih punya banyak waktu untuk melakukan semuanya.

 

KIdpRintPro(@)DuctiON-duty- 98/99 Jq-412-c 031199 ,

Tulisan di atas adalah 'Nektar dari diskusi Tim Malam Minggu SKI Al-Khaawrizmi SMU 3 Yogyakarta

 

<<< Back to Bulletin Page