MENGENANG SYAWAL 1420 H


Waktu bagaikan anak panah

Yang meluncur cepat tanpa ada yang dapat menghentikan

Dan jika telah dilepaskan

Tak akan dapat kembali lagi.

Tak terasa sudah lebih dari satu bulan kita meninggalkan bulan syawal. Dalam kesendirian ini aku teringat betapa indahnya bulan Syawal 1420 H. Mungkin sebagian dari kalian juga merasakan hal yang sama. Mengapa ? Pertama karena pada bulan Syawal tahun ini kita berusaha membangun fondasi bangunan yang berna KKMMSS. Pada bulan Syawal ini kita merenda benang-benang ukhuwah diantara kita. Dan kedua karena aku melihat sesuatu yang bersinar pada tiap-tiap diri kita.

Bermula dari niatan untuk bersilaturahmi dan maaf-maafan tanggal 5-6 Syawal 1420 H acara syawalan keliling dilaksanakan OK. Berikut ini sebagian dari memori yang masih terekam dalam benak tiga dari kelima ksatria malem minggu.

First Day

Pada hari pertama, start dimulai oleh lima personel KKMMSS ( yang selanjutnya disebut "sliders" –para peluncur- ) dan satu orang yang tak masuk hitungan ( he.. he.. he.. sorry Kom ). Sebenarnya tidak hanya lima personel, tetapi ada enam orang. Tetapi yang satu tidak bisa ikut karena sesuatu hal dan hanya dapat mengiringi kepergian kelima kawannya. Tetapi, yang tidak kalah penting, ia sudah ikut serta menyantap beberapa makanan dan buah-buahab yang dibawa Gestan dari "negaranya".

Kurang lebih pukul sembilan perjalanan ini dimulai. Session pertama dimulai dari rumah Dita. Walau tak sempat dipersilahkan masuk, kami sudah cukup gembira karena masih disambut dengan senyum.

Perjalanan pun dilanjutkan menuju rumah Pi’i. Meretas jalan rusak bak perjalanan reli Paris-Dakkar akhirnya tibalah kami di komplek perumahan dosen teknik UGM. Hebat lho feelingnya Pi’i, tau akan ada rombongan yang akan berkunjung dia mempersiapkan diri dengan mandi terlebih dahulu. Sampai-sampai kami harus menunggu, walau tak sampai memfosil. Eh ngomong-ngomong ramputan depan rumahmu cukup menggoda lho. Setelah berpamitan dengan Pi’i dan her mother, perjalananpun berlanjut ke rumah Sumi.

Dalam perjalanan ke rumah Sumi inilah terjadi sesuatu hal yang luar biasa. M. Sapta D.I dan Je t’ Aime hampir menemui ajalnya di depan moncong seonggok besi yang berlabel Taft. Lepas dari maut, hanya rasa syukur yang dalam kepada Allah yang terucap. Yang pasti hal ini menambah keimanan dan semangat fight dalam menjalani hidup. Cerita lebih lanjut tanya saja orangnya langsung.

Gatha, the next destination point. He.. he.. kaget ya. Selesai dari Gatha kami pun menuju ke rumah Pulung dan break shalat Dhuhur di rumah Didin. Habis dari rumah Didin, personelnya bertambah satu orang karena Didin tercuthat ikut. Habis itu perjalanan dilanjutkan ke rumah Maya Samti. Heboh. Dasar para slider tak tau malu, tak punya basa-basi. Setelah berpamitan dan mau keluar, bahkan ada yang sudah sampai di depan pintu. Tiba-tiba saja Maya menawari minum, dengan kompak para sliders kembali duduk secara bersama-sama. mBayangin kaya’ Bhapad baris itu lho.

Setelah itu, lanjut ke rumah Indri dan Izbiq. lagi lagi terjadi penambahan personel, Izbiq. Then acara syawwalan keliling diteruskanke rumah Sunan Wiyoro alias Subardi. Singkat cerita Subardi tercuthat iktu juga. Dalam perjalanan diteruskan ke rumah Maya Rani dan Acan. Setelah shalat Asar, team syawalan keliling berhasil menarik Acan menjadi salah seorang personel team ini. Lalu KOtagede dimeriahkan oleh iring-iringan 6 kendaraan bermotor dari berbagai tipe. Iring-iringan ini menuju rumah Anis ( tapi Anisnya lagi ke BonBin ) Ma-one ( yang kemudian tercuhtat juga ) dan Febtri. Habis dari Kotagede, iring-iringan itu nglurug rumah Pak Rohmat dan Intan. Naa... rumah Intan adalah rumah terakhir yang kebagian syawalan keliling hari pertama. Kalo’ diitung-itung, pada hari itu, syawalan keliling mendatangi 17 rumah kurang lebih 9 jam dengan affinitas personel 5 mpd ( artinya ada lima orang yang tercuthat ikut dalam sehari )

Second Day

Dengan niat yang masih sama dengan hari pertama ( apa, tho ? ), pada hari kedua ini para MM-ers kembali melanjutkan misi sucinya, meski dengan jumlah dan wujud personel yang berbeda. Kali ini seorang krew PTTA yang pada hari pertama tidak dapat ikut bergabung karena sesuatu hal ( tapi sudah ninggalin perwakilan berupa secarik kertas yang diberi cap tangan, meskipun tertinggal di rumah Sumi. ), ikut mubeng. Siapakah orang ini ? Sedangkan Izbiq dan Ahmad yang ikut pada hari pertama kali ini tidak dapat ikut serta. Pada hari kedua ini, total para "Sliders" berjumlah sekitar 11 orang termasuk Mr. Koem. Peluncuran kali ini kira-kira dimulai pukul 10 pagi.

Peluncuran dimulai dari rumah Daniell, yang ndelalahe baru pergi ( tapi akhirnya ketemu, lho ... ), moreover jalan menuju rumahnya rumit dan berliku-liku, dan ternyata sang penunjuk jalan lupa arah dan kesasar ( lho kok ? ). Setelah sempat membuat salah seorang ‘slider’ nggonduk karena jalan menuju rumah Daniell ternyata lebih parah dari jalan menuju rumahnya yang sangat dibanggakannya, akhirnya para ‘sliders’ melanjutkan peluncuran ke tempat Tanjung ( sorry, belum ada kisah yang bisa diutarakan di sini ), Dan lalu ke tempat Dwee’. Di sjni ada yang aneh lho ... mengapa wajah Mr. Koem menjadi aneh saat berbicara dengan neneknda Dwee’? ( isu, lho ... )

Dari tmpat Dwee, peluncuran dilanjutkan ke tempat Alfitra ( lagi pergi, alasan beli kaset, ternyata ke rumah Nia ), lalu ke tempat Rimbar ( lagi pergi juga, apa sudah janjian sama Fitra ? ) Dan peluncuran tahap pertama pada hari kedua ini berakhir di rumah Arfin untuk Shalat Dhuhur dahulu, dan untuk nyangking Arfin yang minta untuk ikut meluncur. Denga bergabungnya Arfin, berarti para "sliders" kini berjumlah 12 orang, dan kembali melanjutkan peluncuran menuju rumah Bayu, Juju’, dan Erika. Di sini para "sliders" sepakat untuk berhenti agak lama ( baca : ngendon alias ngetem ) Setiap tiga rumah saja dan sisanya silaturahmi dipercepat saja, untuk menghemat waktu. Setelah menikmati suguhan sirup ( meskipun Acan sebetulnya minta jarang panas ), para "sliders" kembali meluncur ke rumah Elin, lalu ke rumah Nia. Kata Nia, tadi Alfitra main ke sana, beberapa menit sebelum kami. lho piye nasibnya Rimbar ? he... he... he... , bercanda lho jangan dilebokke ati.

Program peluncuran selanjutnya adalah ke rumah Osa, yang kebetulan merupakan rumah ketiga, sehingga para "Sliders" dapat beristirahat sebentar. Dan lagi-lagi di sana para " sliders " menyeruput sirup dan nyipluk makanan kecil. Sejujurnya, para "sliders" ini kembung lhoo. .... . Habisnya, dari tadi disuguhi minum dan makanan kecil terus, jadi perutnya penuh air. Koq belum ada yang nyuguhin nasi, apalagi para "sliders" datang bukan pada saat JBM ? ( Jam Bubur Masyarakat alias jam makan-red ). Ini yo mung guyon lho .... balik ke pokok masalah, yuk.

Ternyata Osa juga ikut meluncur, maka jadilah para "sliders" yang kini berjumlah 13 orang melanjutkan peluncuran menuju rumah Sekar, lalu ke tempat Purnomo, yang baru saja sakit. Pas sampai di rumah Purnomo, para "sliders" Shalat Ashar dulu sejenak dan juga menyantap makanan "sisa" lebaran yang ternyata masih sangat banyak. Meskipun sakit, ternyata Purnomo nekat mau ikut meluncur, mak jadilah para "sliders" kini berjumlah 14 orang. Mereka lalu melanjutkan peluncuran ke tempat Koemi ( bukan Mr. Koem, lho ... orangnya lain cakepan Mr. Koem ). Rumah KOemi ini adalah rumah anggota KKMMSS terakhir yang dikunjungi para "sliders" pada hari itu. Saat itu, di rumah Koemi lagi sepi, dan "someone" yang dulu ada saat acara pengantaran undangan juga tidak tampak( Bercanda lagi Koem ! ).

Setelah serangkaian peluncuran menuju rumah para anggota KKMMSS selesai, para "sliders" melanjutkan peluncuran ke rumah para guru. Sasaran pertama adalah Pak Bambang, yang saat para "sliders" datang baru pergi ( mungkin belanja ). Karena menurut kabar kepergian Pak Bambang hanya sebentar, maka para "sliders" menunggu dengan setia. Setelah sekitar 10 menit menunggu, akhirnya Pak Bambang pun datanglah, dan kami pun mulai mengobrol hingga agak lama sebelum berpamitan untuk meneruskan peluncuran menuju rumah Pak Nursisto. Oh, iya saat itu Pak Bambang kan baru panen durian, sekarang masih ada nggak, ya .... ? Tambahan lagi, kunjungan ke tempat Pak Bambang pada hari ini merupakan awal yang baik bagi keterbukaan KKMMSS pada sekolah dan hubungannya dengan sekolah serta dukungan sekolah pada KKMMSS, hingga pada 19 Februari lalu perwakilan KKMMSS dipanggil menghadap rapat guru untuk dimintai presentasi program.

Peluncuran menuju rumah PAk Nur dilakukan setelah menginjak kira-kira pukul setengah lima sore. Ternyata rumahnya bersebelahan denganrumah mantan presiden kita tercinta bapak Suharto ( di Kemusuk-red). Di sana ternyata Pak Nur baru bersih-bersih, dan melihat kedatangan para "sliders", beliau segera mepersilahkan mereka masuk dan lantas berganti pakaian yang rapi. ( wah, pak tidak usah repot-repot, lha wong kami saja cuma bersilaturahmi santai .... ). Beliau juga menyuguhkan para "sliders" buah rambutan yang baru saja di panen dari kebunnya sendiri, dan beberapa makanan kecil lain. Bayangan bahwa berbicara akan kaku ternyata keliru. Ternyata beliau cukup paham dengan gaya bahasa planet nan lokal. Ketika Owox berkomentar ""Wah, pahit !!! ..... ( Pak Nur dan para "sliders" yang lain bengong sekejap ) ..... yen mandeg !!" ( maksudnya pahit jika berhenti makan) beliau ternyata menanggapi dengan agak serius. " Oh, ya .... silahkan terus jangan berhenti, " katanya. Begitu pula saat beliau mempersilahkan para "sliders" untuk terus menghabiskan hidangan yang disuguhkan ( terutama rambutan-red ) Osa menyeletuk,"Oh, nggak usah pak ...... ( gaya berbasa-basi ) ...... diplastikin saja."." ada nggak, pak ?". Ternyata Pak Nur langsung mengambil plastik dari dalam dan memberi oleh-oleh rambutan pada para "sliders" !!! ( wah, Trims banget pak !!! Anda baik sekali .... ! ).

Selesai meluncur ke rumah Pak Nur para "sliders" menuju rumah terakhir yang dikunjungi pada hari itu, yaitu rumah Mas Yuli ( seorang alumni yang rumahnya deket rumah Koemi, tapi kok Koemi nggak kenal ? ). Sayangnya, ternyata Mas Yuli belum pulang, masih di Masjid Syuhada, mungkin. Karena sudah cukup malam, maka para sliders memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Jadilah para "sliders" berpisah di tempat Mas Yuli. Para "sliders" terpecah menjadi dua kelompok. Yang satu langsung pulang, dan yang satu ( cuma satu motor-red ) menuju rumah "someone" ( jangan su’udzon, "someone" itu temennya Mr. Koem yang suatu saat nanti diharapkan membina SS-ers ). Lucunya, temen Mr. Koem tadi bertanya pada Subiro yang saat itu ikut ke sana bersama Mr. Koem, " Angkatan tahun berapa, dhik ?" Wah, ternyata Subiro itu tampak dewasa toh, koq disangka udah lulus ? ( asal nggak tampak tua kan ora opo-opo, he.. he.. he.. ).

Di lain pihak, rombongan Gestan di tengah jalan ternyata bertemu dengan Mas Yuli yang lagi pulang. Maka jadilah acara silaturahmi ke tempat Mas Yuli hanya diikuti beberapa "sliders" saja. Dengan berakhirnya peluncuran ke rumah Mas Yuli, maka berakhir pulalah rangkaian silaturahmi KKMMSS pada hari kedua. Tetapi para "sliders" meminta maaf kepada beberapa orang yang pada hari itu seharusnya bisa dikunjungi, tetapi ternyata tidak jadi karena lupa ataupun kemalaman ( sorry yo Purwanto, Gogon, dsb ). Semoga dengan berjalannya acara silaturahmi tersebut ukhuwah diantara anggota KKMMSS maupun guru menjadi semakin erat, dan semoga Allah akan melapangkan hidayah dan rizkinya pada hambanya ini. Amin

Thanks to Fak. Teknik Sipil UGM

Dedicated to My Special Angel ( bukan Guard Angelnya Komo ), and my best friend, my teacher, my big brother and also my khamerad, KOMO. Good luck with your job !

Digarap di bumi Allah by Owox, MS Ady & Arkha for KKMMSS

<<< Back to Bulletin Page